Ular sejenis phyton dapat memakan binatang yang tubuhnya jauh lebih besar daripada tubuh ular itu sendiri. Hal ini disebabkan ular memiliki rahang yang elastis, sehingga dapat menelan binatang yang lebih besar. Foto-foto berikut ini memperlihatkan seekor ular yang sedang menelan kangguru.
1. Pengakuan secara jujur dari Datuk Anwar Ibrahim pada NewYork Times.Bahwa sebagian besar pemimpin Malaysia terlalu pongah dan sombong meskipun sebenarnya Malaysia adalah negara lemah dan korup sehingga tidak bisa menghargai negara-negara tetangganya.(Di Indonesia ada KPK)
2. Terbatasnya akses informasi dari media informasi (surat kabar, televisi dan lain-lain) bagi rakyat Malaysia sehingga hanya sedikit saja informasi mengenai negara-negara tetangga yang dipunyai. Hal ini menyebabkan hidup rakyat Malaysia seperti katak dalam tempurung. Akibatnya, mereka merasa pintar padahal sesunggunya hidup dalam kemalasan dan kebodohan yang teramat sangat. Nilai-nilai demokrasi yang dicapai oleh negara tetangganya tidak banyak diketahui oleh rakyat Malaysia. Hal ini memang disengaja oleh pemerintah mereka agar rakyat tetap bodoh sehingga tidak membahayakan kekuasaan mereka.(Malaysia negara demokrasi????
3. Menurut analisis Robert C. Lie (Times magazine, June 2007), fenomena yang berlaku di Malaysia ini dalamistilah psikologi merupakan mekanisme pertahanan diri. Intinya, adanya kelemahan, kebodohan, serta kegagalan bangsa Malaysia mengaktualisasikan diri sebagai suatu bangsa yang bisa dihormati oleh bangsa lainnya menyebabkan mereka berusaha sekuat tenaga membalik penilaian tersebut dengan memberikan stigma yang lebih jelek terhadap negara tetangganya.
4. Analisis dari Dinas Rahasia Russia (2006) terhadap fenomena teroris Dr. Azahari dan Nurdin Moh. Top,menyatakan bahwa kedua orang tersebut adalah merupakan kaki tangan / agen rahasia Malaysia bekerjasama dengan CIA disusupkan ke Indonesia untuk mencegah fenomena kebangkitan Islam moderat di Indonesia. Seperti Analisis dari CIA, keberhasilan proses demokratisasi di Indonesia yang diikuti dengan kebangkitan Islam di Indonesia akan menjadikan Indonesia sebagai Negara besar dan maju di regional Asia Pasifik. Kondisi ini jelas tidak menguntungkan bagi Malaysia yang berupaya menjadi pemimpin di wilayah ini namun tidak memiliki kemampuan sama sekali. Kepentingan USA terhadap wilayah ini juga akan terganggu bila Indonesia berhasil muncul menjadi Negara besar dan maju di kawasan ini.
5. Dalam era globalisasi dewasa ini, peperangan bukan lagi menjadi suatu kunci bagi memenangi suatu persaingan. Justru saat ini yang dibutuhkan adalah soft power. Keunggulan budaya salah satunya. Dalam banyak hal ini jelas sekali keunggulan budaya Indonesia atas Malaysia. Lagu-lagu Indonesia banyak membanjiri Malaysia, bahkan menjadi top chart di negara mereka. Belum lagi hasil-hasil budaya lainnya seperti film, kerajinan, pencak silat, kebudayaan tradisional, dan lain-lain. Arsitektur misalnya, sudah menjadi pengetahuan umum bila menara kembar Petronas mencontek dari desain Candi Prambanan di Indonesia. Fenomena ini diakui oleh budayawan serta banyak artis Malaysia, salah satunya adalah Amy yang begitu gundah atas membanjirnya produk budaya dari Indonesia ke Malaysia
6. Tidak ada satupun kurikulum mancanegara yang memasukkan mata pelajaran bahasa Malaysia kedalam kuliahnya, satu-satunya turunan dari bahasa melayu yang dijadikan kurikulum pendidikan bahasa asing adalah bahasa Indonesia.(University di Australia, Belanda, Rusia, China, Jepang, Eropa, USA). Hal ini disebabkan karena bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang berpotensi semakin besar pemakaiannya di dunia (UNESCO).
Liputan6.com, Richmond: Pemerintah Amerika Serikat melayangkan panggilan kepada pengelola jejaring sosial Twitter. Menurut dokumen pengadilan negeri negara bagian Virginia, panggilan atau subpoena tersebut untuk meminta data pribadi sejumlah orang yang diyakini terkait dengan WikiLeaks.
Berdasarkan panggilan tersebut, pengadilan berhak mendapatkan berbagai informasi yang berhubungan dengan WikiLeaks. Mulai dari nama-nama pengguna Twitter, alamat, rekaman koneksi, nomor telepon, dan data pembayarannya. Di antaranya adalah akun pendiri WikiLeaks, Julian Assange dan seorang anggota parlemen Islandia.(BBC/EPN)
Washington: Biro penyelidik federal Amerika Serikat (FBI) telah bergabung dalam memburu para peretas yang melumpuhkan jejaring seperti Paypal, setelah mereka menghentikan pemrosesan pembayaran bagi jejaring pembocor rahasia Wikileaks, demikian laporan media AS, Jumat 31/12).
Jejaring Smoking Gun menyiarkan lima halaman surat keterangan di bawah sumpah FBI dan menyiarkan perincian operasi yang dilancarkan para penyelidik federal AS di Eropa, Kanada dan di Amerika Serikat saat mereka memburu "pegiat Internet" yang melancarkan serangan "terhadap perusahaan yang dianggap sebagai musuh, Wikileaks".
Serangan awal Desember yang ditujukan kepada berbagai perusahaan termasuk jejaring pembayaran elektronik Paypal, dan kartu kredit Visa serta Mastercard, yang telah menahan atau membekukan rekening Wikileaks setelah jejaring pembocor rahasia itu menyiarkan ribuan teleks sensitif Departemen Luar Negeri AS.
Pada pertengahan Desember, FBI melacak alamat protokol Internet untuk memburu para peretas ke Kanada dan kemudian kembali ke California, tempat server maya yang menangani salah satu alamat IP yang digunakan untuk melancarkan serangan berada.
Pada sekitar waktu yang sama, penyelidikan terpisah mengenai serangan pro-Wikileaks oleh Polisi Kriminal Federal Jerman (BKA) mendapati bahwa komando lain untuk melancarkan serangan penolakan layanan Internet terhadap Paypal telah datang dari satu alamat IP yang bertugas buat satu perusahaan yang berpusat di Texas dan menampung banyak server.
FBI menyerbu perusahaan di Texas tersebut pada 16 Desember, demikian keterangan dari Smoking Gun --yang menggunakan permintaan Kebebasan Informasi untuk memperoleh bahan dari sumber pemerintah dan pelaksana hukum.
Selama penyerbuan ke lahan-server di Texas, para agen FBI dilaporkan menyalin dua perangkat keras di dalam satu server, tapi "catatan pengadilan tak merinci apa yang ditemukan di perangkat itu, dan juga tak ada keterangan yang mengarah kepada seorang tersangka atau, barangkali, jejak elektronik yang berlanjut", kata Smoking Gun.
Penyelidikan FBI terus berlangsung, dan akan dikoordinasikan dari kantor lapangan di California. (AFP/Ant/ARI)
Jakarta: Selama liburan Tahun Baru, WordPress mengeluarkan tantangan kepada para blogger-pengguna dengan pesan: "Tulis dan mempublikasikan satu tulisan per hari (atau per minggu) selama 2011. Bagi para blogger non-profesional dan personal, menulis dan mem-posting setiap hari merupakan permintaan yang susah dikabulkan. Jadi, blogger yang baik di WordPress sudah meluncurkan The Daily Post, panduan dengan berita menarik harian mengenai "inspirasi, keberanian dan nasihat mengenai blogging."
Pengguna yang ingin berpartisipasi dalam tantangan itu hanya perlu menyatakan maksudnya kemudian melabeli posting itu dengan "postaday20113 atau "postaweek20113 sepanjang tahun. Blogging merupakan resolusi yang lebih umum diantara digerati (orang yang berpengetahuan mengenai teknologi digital seperti program komputer dan desain). Faktanya, hal itu muncul baru-baru ini dalam polling yang dilakukan Mashable mengenai teknologi yang terkait tujuan untuk tahun 2011.
Sedikit pengguna mengatakan mereka berencana mengonsumsi lebih sedikit media sosial dan menciptakan lebih banyak isi dari mereka sendiri pada tahun yang akan datang. WordPress Daily Post tampak seperti awal yang cukup baik. Sarannya untuk topik posting yang membangkitkan ingatan adalah batu loncatan untuk tulisan yang bijaksana. Para pengguna WordPress juga memiliki bookmarklet "Press This" cepat, posting Tumblr()-like dan mematikan aplikasi mobile untuk blogging di perjalanan, terutama bagus untuk posting gambar. (Ant/ARI)
Server situs layanan pembayaran online PayPal sempat lumpuh dan tidak bisa diakses setidaknya selama 1 jam 20 menit. Menurut situs TheNextWeb, kemungkinan besar ini disebabkan oleh serangan para peretas pendukung situs WikiLeaks. Diperkirakan, tumbangnya server PayPal disebabkan oleh serangan Distributed Denial of Service (DDoS) yang dilancarkan oleh para pendukung WikiLeaks.
Paypal memblokir akun milik Wikileaks, hackerpun tak terima dan membalasnya
Tumbangnya layanan PayPal menyusul situs MasterCard dan VISA yang sebelumnya juga sempat dilumpuhkan para peretas.
Sejak beberapa hari lalu, para pendukung WikiLeaks memang telah mengincar PayPal karena penyedia layanan pembayaran online milik eBay itu membekukan secara permanen akun WikiLeaks beserta rekening sebesar 60 ribu Euro karena menganggap situs tersebut telah melanggar syarat penggunaan PayPal.
Belakangan, tekanan dari para pendukung WikiLeaks membuat PayPal berpikir ulang untuk membekukan sisa uang di rekening PayPal. Lewat postingan di blognya, PayPal berniat untuk melepas sisa rekening WikiLeaks di PayPal. “Akun WikiLeaks akan tetap dilarang, namun PayPal akan melepas semua sisa dana yang ada di rekening WikiLeaks,” kata PayPal. Menurut PayPal di blognya, keputusan mereka memang selalu akan dikaitkan dengan isu politik, hukum, dan debat tentang kebebasan berpendapat. “Namun, tidak ada satupun dari faktor-faktor tadi mempengaruhi keputusan kami. Pertimbangan kami hanya apakah WikiLeaks berlawanan dengan peraturan dan kebijakan penggunaan kami,” kata PayPal.
Setelah Julian Assange ditangkap polisi Inggris, para hacker pendukung pendiri situs Wikileaks, menjebol sejumlah situs yang selama ini dikenal sangat memusuhi Julian. Pembobolan atas sejumlah situs itu dilakukan hari ini, Rabu 8 Desember 2010.
Para hacker itu menilai bahwa selama ini, sejumlah situs itu aktif berkampanye anti Julian dan secara terbuka pula mendukung penangkapannya. Julian ditangkap polisi Inggris atas permintaan pengadilan Swedia, karena kasus pemerkosaan, kasus yang sungguh jauh dari urusan Wikileaks.
Menurut kantor berita CNN, Assange ditangkap Selasa, 7 Desember 2010, pada pukul 9.30 pagi waktu setempat. Kini ia ditahan di kantor polisi London dan menghadiri pengadilan di kota Westminster hari itu juga.
Pria 39 tahun ini menghadapi serangkaian pertanyaan menyangkut tuduhan pemerkosaan, pelecehan seks, dan pemaksaan ilegal, yang diduga dilakukannya di Swedia. Pemerintah Swedia menyebutkan, penangkapan ini tidak ada sangkut pautnya dengan aktivitas Assange di WikiLeaks.
Meski demikian, kuasa hukum Assange, Mark Stephens menyatakan bahwa tuduhan perkosaan atas Assange adalah sebuah permainan politik. Pasalnya, beberapa bulan terakhir, kliennya itu mendapat sorotan dunia karena membocorkan informasi sensitif berkategori rahasia milik pemerintah AS melalui situsnya.
Dugaan akal-akalan tuduhan itu juga diungkapkan Christine Assange, seorang pengelola bisnis pertunjukan boneka asal Queensland, Australia yang tak lain adalah ibunda Julian.
Christine mengaku tidak percaya atas semua yang dituduhkan pada anaknya. “Banyak hal yang ditulis mengenai saya dan Julian tidak benar,” ucap Christine.
Menurut Christine, mencari kebenaran adalah sifat Julian sejak kecil dan WikiLeaks adalah salah satu sarana untuk itu. “Dia melakukan apa yang dianggapnya hal yang baik di dunia, yaitu melawan kaum jahat,” ucap Christine.
Dibela Hacker Kian Berkibar
Meski Julian Assange sudah ditangkap Kepolisian Inggris, WikiLeaks tak lantas surut. Situs 'peniup peluit' itu akan terus membocorkan kawat diplomatik Kedutaan Besar Amerika Serikat yang bisa membuat malu negara adidaya itu.
“Tindakan terhadap pemimpin redaksi kami, Julian Assange tak akan mempengaruhi operasi. Kami akan merilis lebih banyak bocoran malam ini seperti biasa,” demikian disampaikan WikiLeaks dalam akun Twitternya, Selasa 7 Desember 2010 malam.
Sejauh ini, WikiLeaks telah membocorkan sejumlah dokumen yang melibatkan negeri Paman Sam dalam sejumlah isu sensitif, termasuk terkait Iran, Afghanistan, juga China.
Keputusan WikiLeaks untuk tetap maju melegakan di kalangan pendukung Assange -- yang khawatir penahanan pria 39 tahun itu akan mempengaruhi kerja organisasi.
Tekanan yang terus menerus dialami oleh WikiLeaks dan pendirinya, memicu aksi balas dendam yang dilakukan oleh para hacktivist (aktivis hacker). Kelompok hacker pendukung pendiri WikiLeaks itu melakukan serangkaian serangan cyber terhadap beberapa pihak yang dianggap mengambil sikap bermusuhan.
Situs-situs web yang dianggap memusuhi WikiLeaks, seperti PayPal, Swiss Bank PostFinance (postfinance.ch), situs resmi penuntut umum Assange di Swedia (aklagare.se), dan situs senator Lieberman (lieberman.senate.gov) yang secara vokal menentang Assange, berhasil mereka lumpuhkan melalui inisiatif yang mereka namakan: Operation Payback.
“Tujuan Operation Payback bukan sekadar hacking untuk mencari keuntungan. Pada kasus ini, tujuan hacker adalah melumpuhkan layanan dan memprotes. Yang kami lihat di sini adalah serangan yang sangat fokus, untuk menjatuhkan server-server karena mengganggap ada ketidakadilan,” kata Noa Bar Yossef, pakar keamanan senior dari firma keamanan komputer Imperva, kepada PCWorld.
Sean-Paul Correl, pakar keamanan dari PandaBlogs mengungkapkan, akibat serangan Operation Payback, situs PayPalBlog.com sempat down selama 8 jam 15 menit. Serangan memakai metode Distributed Denial of Services (DDoS/ DoS).
Tidak seperti serangan DoS pada umumnya yang biasanya membombardir situs sasaran dengan ribuan atau bahkan ratusan ribu spam dari komputer-komputer PC yang telah ditulari dengan malware, menurut Bar Yossef, Operation Payback merekrut orang-orang dari dalam jaringan mereka untuk mengunduh kode program tertentu yang merupakan malware DoS itu sendiri.
Dengan demikian, tidak ada mesin komputer yang menjadi korban (atau disebut sebagai botnet) karena pemiliknya terlibat secara sadar menjadikan komputer mereka sebagai botnet dan alat untuk membungkam pihak-pihak yang memusuhi WikiLeaks.
Situs Lain Segera Bermunculan
Saat ini WikiLeaks memang satu-satunya situs pembocor rahasia yang telah membuat Amerika Serikat dan beberapa negara lain kelimpungan. Namun dalam waktu dekat, akan ada situs pembocor rahasia lain yang akan menjadi saingan dan justru dibentuk oleh salah satu mantan juru bicara WikiLeaks.
Daniel Domscheit-Berg atau yang lebih dikenal dengan nama Daniel Schmitt, 32, adalah mantan staf senior WikiLeaks yang mengundurkan diri pada September lalu.
Dalam wawancara dengan majalah Jerman Der Spiegel yang dilansir dari laman Associated Press, Schmitt mengatakan akan membuat situs pembocor rahasia yang lebih baik daripada WikiLeaks.
Schmitt mengatakan, situs yang akan ia buat memiliki infrastruktur teknis yang memungkinkan seseorang mengirimkan dokumen rahasia yang diperolehnya, persis seperti WikiLeaks. Si pengirim juga akan tetap anonim untuk menjaga keamanannya.
Namun berbeda dengan WikiLeaks, situs ini memberikan pilihan kepada pengirim dokumen bagaimana dan kepada siapa informasi yang dia berikan akan dibocorkan.
Saat ini, Schmitt mengatakan, WikiLeaks memiliki masalah struktural yang parah. Banyak dokumen hanya bertumpuk dan staf lain tidak dibiarkan untuk menyentuhnya. Assange adalah satu-satunya orang yang mengatur semua penyebaran dokumen. Inilah alasan mengapa ia akan mendirikan situs yang lebih baik dibanding WikiLeaks.
Langkah Schmitt diikuti pula oleh Alexei Navalny, seorang jurnalis dan blogger populer asal Russia. Seperti halnya WikiLeaks, situs bernama Rospil.info yang ia buat memberikan kesempatan pada siapapun untuk mempublikasikan informasi yang berkaitan dengan praktek-praktek korupsi di Russia serta mendiskusikannya secara online.
Seperti dikutip dari kantor berita Rusia Ria Novosti, banyak pakar menyambut baik situs web semacam ini, karena bisa menjadi sumber informasi yang baik untuk memberantas praktek korupsi di Rusia.
Apalagi, selama ini, Navalny merupakan tokoh yang telah dikenal baik oleh publik. Navalny adalah pemilik saham minoritas beberapa perusahaan Rusia. Ia merupakan tokoh yang secara konsisten mengkampanyekan praktek bisnis yang lebih transparan di Rusia.
Rusia sendiri, selama ini dicap oleh organisasi Transparansi Internasional sebagai salah satu negara terkorup di dunia. Menurut indeks persepsi korupsi 2009 yang dikeluarkan organisasi itu, Rusia menduduki peringkat 146 dari 180, atau berada di bawah negara Togo, Pakistan, dan Libya.
Sementara Indonesia pada tahun 2009 berada pada posisi 111. Tapi setidaknya, hingga saat ini belum ada situs pembocor dokumen rahasia seperti WikiLeaks atau Rospil.info di Indonesia. Berminat mendirikan?
London - Situs whistleblower WikiLeaks terus bergerilya di jagat maya untuk mencari tempat yang aman. Jika akhirnya situs ini terpental, pendiri WikiLeaks, Julian Assange siap membeberkan rahasia terbesar miliknya.
"Sudah lama kami menyebarkan materi enkripsi cadangan yang belum terbuka. Yang perlu kami lakukan, sebarkan password materi tersebut dan semua akan terbaca," ucap Assange seperti dikutip dari Foxnews.com, Minggu (5/12/2010).
Ancaman itu tidak main-main dilayangkan Assange. Menurutnya, tindakan itu akan benar-benar dilakukan jika WikiLeaks dihilangkan atau dirinya ditangkap.
Sejumlah negara memang telah mengeluarkan perintah untuk bisa menangkap Assange.
Bahkan Assange sudah terancam dibunuh terkait aktivitas situsnya yang membocorkan
dokumen-dokumen rahasia AS.
Seperti yang dilakukan oleh Swedia, negara ini sudah mengirimkan surat pada kepolisian Inggris agar bisa diizinkan untuk menginterogasi Assange. Mereka berusaha dengan cara apa pun agar bisa menangkap pria asal Australia itu.
Keberadaan Assange sendiri hingga saat ini masih terus dirahasiakan. Assange akan
terus bersembunyi demi keselamatan dirinya.
Menurut ahli komputer di London, Ben Laurie, ancaman Assange itu bukan hanya sekedar gretak sambal. "Julian seorang pria cerdas dan ini merupakan strategi yang sangat menarik," ujar Laurie yang juga merupakan penasihat WikiLeaks.
Wikileaks berencana membocorkan 3.059 kawat diplomatik dari Kedubes AS Jakarta. Kawat-kawat diplomatik ini mulai zaman Presiden Soeharto di dekade 1990-an, sampai masa Presiden SBY.
Kawat-kawat rahasia ini mencakup lebih dari 10 tema dengan format dokumen seperti telegram. Sejumlah dokumen penting yang akan dibocorkan dari Jakarta berkode PTER soal teroris, PGOV soal politik di Indonesia, dan ASEC terkait pertahanan Indonesia.
Wikileaks pada tahun 2009 lalu pernah membocorkan makalah internal milik Kongres AS. Sejumlah makalah pun bertemakan Indonesia, yang dibuat oleh lembaga think-thank milik kongres. Tujuannya untuk membantu Kongres mengambil kebijakan luar negeri.
Namun dokumen ini berbeda jauh dengan apa yang akan dibocorkan Wikileaks saat ini. Target mereka bukan kongres AS, tapi Kemlu AS dan kedubes mereka di dunia. Yang dibocorkan pun bukan makalah berlembar-lembar, melainkan telegram-telegram singkat dan berstatus rahasia dari para diplomat. Oleh karena itu, wikileaks menyebutnya cablegate alias skandal telegram atau kawat.
Kawat diplomatik apa yang akan dibocorkan dari Jakarta? Kita tunggu saja. Yang jelas baru satu telegram rahasia terkait indonesia yang sudah terungkap, bahwa para diplomat RI di PBB sudah dimata-matai AS atas perintah Menlu Hillary Clinton.
WikiLeaks harms the US. But the president's refusal
to acknowledge the threats we face is a bigger danger
'The president, unlike the long line of his predecessors since Franklin Roosevelt, simply does not put national security at the centre of his political priorities.' Photograph: Alex Wong/Getty Images
WikiLeaks has yet again flooded the internet with thousands of classified American documents, this time state department cables. More troubling than WikiLeaks' latest revelation of US secrets, however, is the Obama administration's weak, wrong-headed and erratic response. Unfortunately, the administration has acted consistently with its demonstrated unwillingness to assert and defend US interests across a wide range of threats, such as Iran and North Korea, which, ironically, the leaked cables amply document.
Michael Tomasky on the tax deal
Liberals may not like it, but President Obama actually won useful concessions from Republicans in this deal
On 29 November, secretary of state Hillary Clinton lamented that this third document dump was "not just an attack on United States foreign policy and interests, [but] an attack on the international community". By contrast, on 1 December, the presidential press secretary, Robert Gibbs, said the White House was "not scared of one guy with one keyboard and a laptop". Hours later, a Pentagon spokesman disdained the notion that the military should have prevented the WikiLeaks release: "The determination of those who are charged with such things, the decision was made not to proceed with any sort of aggressive action of that sort in this case."
Clinton is demonstrably incorrect in being preoccupied with defending the "international community", whatever that is. Her inability to understand WikiLeaks' obsession with causing harm to the US is a major reason why the Obama administration has done little or nothing in response – except talk, its usual foreign-policy default position.
At least Clinton saw it as an attack on someone. The White House/defence department view was that the leaks were no big deal. Obama's ideological predecessors welcomed publication of the Pentagon Papers, and suspected subsequent presidencies of nefarious clandestine dealings internationally, capped by Bush administration "intelligence cherry-picking" on Iraq. The prior WikiLeaks releases were largely military information, which made the Pentagon's earlier rhetoric more high-pitched, but the outcome for all three was the same: no response. What does it matter if half a million classified US documents become instantly unclassified and downloadable by friend and foe alike?
This sustained, collective inaction exemplifies the Obama administration's all-too-common attitude towards threats to America's international interests. The president, unlike the long line of his predecessors since Franklin Roosevelt, simply does not put national security at the centre of his political priorities. Thus, Europeans who welcomed Obama to the Oval Office should reflect on his Warren Harding-like interest in foreign policy. Europeans who believe they will never again face real security threats to their comfortable lifestyle should realise that if by chance one occurs during this administration, the president will be otherwise occupied. He will be continuing his efforts to restructure the US economy, and does not wish to be distracted by foreign affairs.
The more appropriate response is to prosecute everyone associated with these leaks to the fullest extent of US law, which the justice department at least appears to be considering. Next, we must stop oscillating between excessive stove-piping of information, as before 9/11, and excessive access, as demonstrated by WikiLeaks. There is no one final answer, but the balance must be under constant analysis. Finally, the Pentagon's cyber-warriors need target practice in this new form of combat, and they could long ago have practised by obliterating WikiLeaks' electrons. Had we acted after the first release in July, there might not have been subsequent leaks, and lives and critical interests would have been protected.
But that was not to be under Obama. His secretary of state does not comprehend that America is the subject of the attack, his department of defence is not interested in defending us, and the president himself seems utterly indifferent to the whole affair.
All of this underscores the real problem. It is not WikiLeaks that ultimately imperils our national security, but the failing Obama administration, which ignores the nature and extent of threats we face, and which is too often unwilling to act to thwart them. While our economic difficulties have dominated the national debate for two years, national security will inevitably again come to the fore, as Americans see the full extent of the devastation left by Obama's policies. That shift cannot come too soon.
WikiLeaks founder Julian Assange is wanted for questioning in Sweden over sexual assault allegations. Photograph: Martial Trezzini/EPA
Julian Assange's arrest by police this morning will kickstart the fast-tracked extradition process, using the European Arrest Warrant system, to attempt to return him to Sweden, where he is wanted for questioning regarding a rape charge.
Swedish criminal law experts said this morning that little was known about the allegations Assange is facing in the country, in line with legal requirements to protect anonymity and preserve confidentiality for sex crimes.
The activation of a European Arrest Warrant (EAW) by UK police suggests Assange has been formally charged by Swedish prosecutors and could face a period of detention upon his return.
Assange's legal team is determined to fight his extradition on grounds including the failure of authorities to provide details of the warrant issued by Sweden. They will also claim human rights reasons, including the arguments that the WikiLeaks founder may be unfairly deprived of his liberty in Sweden and that he risks not facing a fair trial.
The media attention surrounding Assange's case is likely to complicate any future criminal proceedings, although the lack of a jury system in Sweden is likely to fuel arguments that he will be protected from public and media interest in the case.
Assange's first appearance at Westminster magistrates' court today will be primarily concerned with formalities, including establishing his identity and determining whether he consents to the extradition.
The court will then adjourn for a full extradition hearing, which has to be within 21 days. A key issue will be whether Assange is released on bail during that period. His lawyers are reported to be putting together a generous bail package, including a security of at least £100,000 and a surety, where third parties guarantee to pay the court if he absconds. Experts say a large sum is likely to secure bail, although the crime for which Assange is wanted by Sweden is rape, an offence for which bail is harder to secure.
If extradited to Sweden under the EAW – a process that could be concluded quickly under the fast-track procedure – Assange will be vulnerable to other extradition requests from countries including the US.
The US has an extradition treaty with Sweden since the 1960s, when the nations agreed to "make more effective the co-operation of the two countries in the repression of crime".
Extradition under the treaty is likely to face a number of obstacles, not least the fact that the likely charges facing Assange in the US – under the Espionage Act or other legislation protecting national security – are not included in the exhaustive list of offences set out in the law.
There may also be issues of jurisdiction, since the offences Assange is alleged by the US to have conducted did not take place within the country. However, with other cases involving alleged cybercrimes, such as the case pending against computer hacker Gary McKinnon, the US has claimed that entering its computer systems remotely constitutes an offence it has jurisdiction to prosecute.
Even if Assange's case falls outside the remit of Sweden's treaty with the US, there is scope for the country to agree to his extradition to the US.
Swedish law permits extradition more generally to countries outside Europe, although the process is subject to safeguards, including a ban on extradition for "political offences" or where the suspect has reason to fear persecution on account of their membership of a social group or political beliefs.
Under similar arrangements, Assange could also be vulnerable to extradition requests from other countries, including his native Australia, where the authorities are investigating a potential case against him.
Any extradition from Sweden to other countries could take place only after the current rape proceedings have been concluded. With Assange's lawyers confirming their intention to dispute those proceedings on all grounds, it seems the prospect of any extradition to the US remains some way away.
Situs Wikileaks (peniup-peluit) dengan dokumen rahasianya kini menjadi laman di internet yang menjadi perhatian banyak orang di dunia. Penyebabnya, karena Situs Wikileaks mengklaim memiliki lebih dari 250 ribu dokumen ‘rahasia’ terkait aktivitas para diplomat Amerika Serikat dalam hubungannya dengan berbagai negara dan kepala negara. Wikileaks dengan berani membocorkan dokumen-dokumen rahasia USA ini secara terbuka melalui situs atau websitenya Wikileaks.org yang sayangnya kini sulit diakses karena diblokir sana-sini oleh pihak-pihak yang dirugikan akibat ulah Wikileaks ini.
Akibat penyebarluasan dokumen rahasia Amerika Serikat (United States of secret documents) ini, kini selain mendapatkan kecaman dari pemerintah dan Senat USA, Wikileaks pun mendapatkan kecaman dari berbagai kepala negara yang namanya disebut dalam dokumen yang rata-rata ‘menunjukan rendahnya’ para kepala negara dihadapkan Amerika Serikat. Menampilkan kekuatan Amerika Serikat yang menjajah secara politic berbagai negara.
Diantara dokumen-dokumen yang disebarluaskan Wikileaks, yang mencengangkan kita di tanah air ternyata ada juga dokumen rahasia AS tentang Indonesia, berikut adalah beberapa diantaranya (saya baca di Republika.co.id) :
Masalah Timor Timur
Congressional Research Service (CRS) Report RS20332
East Timor Crisis: US Policy and Options
5 November 1999
*Pemerintahan Bill Clinton menekan RI agar menerima kehadiran pasukan perdamaian internasional di Timor Timur usai jajak pendapat 1999.
*Menghentikan kerja sama militer AS dan Indonesia dan mengancam sanksi lebih keras bila tak mau bekerja sama, mengendalikan milisi, dan memulangkan 200 ribu pengungsi Timor Timur.
*Mendukung keputusan IMF dan Bank Dunia menghentikan bantuan mereka untuk Indonesia.
* Bantuan yang dihapus untuk tahun 2000 antara lain bantuan ekonomi 75 juta dolar AS, Economic Support Funds 5 juta dolar AS dan IMET 400 ribu dolar
Tentang Pemilu 2004
CRS Report RS21874 Analyst in Southeast and South
Asian Affairs 20 Mei 2005
*SBY disebut the thinking general
*Bila Wiranto jadi presiden, hubungan RI dan AS akan sangat rumit karena Kongres AS menaruh perhatian besar pada isu pelanggaran HAM di Timor Timur.
*Suksesnya Pemilu 2004 meneguhkan dominasi partai sekuler, yaitu Golkar, PDIP, dan Partai Demokrat.
Pelatihan Kopassus
Dokumen Joint Combined Exchange Training (JCET) and Human Rights Background and Issues for Congress
26 Januari 1999
*Sejak 1992, Kongres AS memutus program Pelatihan dan Pendidikan Militer Internasional (IMET) untuk Indonesia setelah tragedi Santa Cruz.
* Namun, di bawah program JCET Dephan yang di setujui oleh Deplu, pasukan Baret Hijau AS melatih 60 anggota pasukan khusus TNI di Indonesia yang sebagian besar Kopassus. JCET berdalih pelatihan murni militer meskipun kurikulum latihan perang kota berjudul ‘crowd control’.
*April 1998, anggota Kongres AS menyurati Menteri Pertahanan Cohen Evans yang menyebut program JCET mengakali larangan Kongres. JCET dihentikan 8 Mei 1998.
Sumber: WikiLeaks, Congressional Research Service
Benarkah isi dokumen rahasia Amerika Serikat (US) yang disebarkan Wikileaks?
– Jika dilihat perkembangannya, tampak pemerintah AS menunjukan kesan panik dan langsung mengambil tindakan keras bahkan AS mendesak Amazon yang selama ini menjadi server dari situs Wikileaks untuk menghentikan situs Wikileaks dan alhasil Amazon melakukannya, dan kini Wikileaks berpindah ke server di Swedia. Adapun pendiri Wikileaks yakni Julian Assange diburu dan dicari keberadaannya tidak hanya oleh AS tapi juga oleh berbagai negara yang namanya disinggung dalam dokumen-dokumen yang disebarkan Wikileaks.
Adapun terkait dokumen rahasia Amerika Serikat-Indonesia yang disebarkan Wikileaks, sejauh ini tampaknya Pemerintah Indonesia belum memberikan respon atau pernyataan resmi.
Disamping kepanikan yang kini tampak dipertontonkan berbagai politisi dunia, ada beberapa pertanyaan yang layak juga kita kedepankan!
Mungkinkah Dokumen-Dokumen Rahasia AS sepenting itu bisa bocor dan dicuri? Apa Penyebabnya?
Lalu, apakah ini bukan skenario Amerika Serikat untuk menjatuhkan wibawa berbagai kepala negara di dunia dan menunjukan begitu hebatnya AS dalam hubungan diplomasinya?
Apa ini merupakan propaganda AS?
Menarik untuk dikaji lebih lanjut!
Untuk teman-teman yang ingin melihat atau mengakses Wikileaks,
walau situs utamanya Wikileaks.org sedang down atau dibuat down, namun karena tampaknya para pengelola Wikileaks tidak kehabisan akal khususnya menghadapi pemblokiran oleh pasukan IT negeri Obama, maka Wikileaks membuat beberapa laman atau alamat situs lainnya yang diantaranya bisa disimak di Wikileaks.info dan mirror.infoboj.eu
Pengembangan senjata Nuklir ini dimulai sejak perang dunia ke Dua, yang akhirnya telah menghancurkan Hirosima dan Nagasaki pada tahun 1945. Hingga sekarang beberapa negara masih berlomba - lomba untuk mengembangkan nuklir.
Dua negara yang sejak dulu telah saling berlomba - lomba untuk mengembangkannya adalah Rusia dan Amerika serikat.
Semoga saja tidak ada orang - orang yang berusaha menyulut perang dunia. Karena jika terjadi perang, Anda pasti bisa bayangkan bagaiamana dasyatnya perang itu.. Berikut ini daftar 9 Negara yang paling banyak memiliki BOM Nuklir terbanyak di dunia.
1. Amerika Serikat ( United States Of America)
Test Pertama
1945
Ukuran Persediaan Nuklir
5.113
Test Nuklir Terakhir
1992
Amerika telah melakukan total 1.054 kali percobaan nuklir dan memiliki jangkauan Bom sejauh 13.000 KM. Test nuklir US yang pertama kali,"Trinity", tahun 1945 merupakan ledakan bom nuklir pertama kali di dunia. Yang kemudian seorang Ilmuwan yang sangat terkenal, Albert Einstein mengusulkan pada Presiden Amerika Franklin Rosevelt untuk membuat senjata bom nuklir. Hingga akhirnya digunakan untuk melumpuhkan Jepang saat itu, dengan menjatuhkan "little boy" di kota Hiroshima dan Nagasaki, pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945.
Saat ini Amerika memiliki 20 pusat pengembangan nuklir. Walaupun demikian, Amerika pernah melakukan beberapa kesalahan pada saat melakukan percobaan bom nuklirnya, antara lain di kota Atlantic, New Jersey pada tahun 1957, di daerah Thule Air Base, Greenland pada 1968, Savannah, Georgia pada 1958, Goldsboro, North Carolina pada 1961, di perairan dekat Palomares, Spanyol pada 1966 dan di dekat Okinawa pada 1965. Untungnya tidak ada yang benar - benar menyebabkan bencana nuklir yang parah.
2. Russia
Test Pertama
1949
Ukuran Persediaan Nuklir
2,825, Rekor Stok terbanyak mencapai: 41,000
Test Nuklir Terakhir
1992
Russia menjadi negara kedua yang meledakan bom nuklir di dunia, yaitu pada tahun 1949. Pada tahun 1990 Russia melakukan sedikitnya 715 test nuklir termasuk juga penggunaan 969 peralatan nuklir. "Joe-1" adalah nama dari ledakan pertama nuklir Rusia. Ledakan ini berkekuatan hingga 20 Kilo Ton!.
Gambar di atas adalah gambar "Tsar Bomb", yang merupakan bom nuklir terberat yang pernah diledakan Rusia pada tahun 1967. Ledakan ini berkekuatan hingga 57.000 kilo ton!. Walaupun sebenarnya direncanakan untuk mampu mencapai kekuatan 100.000 kilo ton!!.
Bom nuklir terbesar kedua yang diledakanadalah Castle Bravo. Diledakan pada tahun 1954 oleh Amerika Serikat. Ledakan ini berkekuatan hingga 15.000 Kilo Ton.
3. Inggris (United Kingdom)
Test Pertama
1952
Ukuran Persediaan Nuklir
225
Test Nuklir Terakhir
1991
Pada tahun 1968, Inggris menandatangani perjanjian untuk tidak mengembangkan Nuklir (Nuclear Non-Proliferation Treaty. ). Inggris dan Amerika telah bekerjasama dengan baik di bidang keamanan nuklir hingga sejak tahun 1958 mengadakan persetujuan kerjasama di bidang pertahanan (Mutual Defence Agreement). Ke-dua negara ini telah saling bertukar informasi dan bekerjasama dalam bidang senjata - senjata nuklir.
4. Perancis
Test Pertama
1960
Ukuran Persediaan Nuklir
300
Test Nuklir Terakhir
1995
Seperti Inggris, Perancis juga Anggota dari Nuclear Non-Proliferation Treaty. Pada tahun 19689, Perancis melakukan percobaan bom nuklir yang bersifat Fusion Bom. Perancis pertama kali membuat bom nukir pada tahun 1958, ketika dibawah pemerintahan Charles de Gaulle dan kemudian dilakukan percobaan pada tahun 1960. Hingga saat ini Perancis telah melakukan sekitar 200 percobaan Nuklir.
5. CHINA
Test Pertama
1964
Ukuran Persediaan Nuklir
240
Test Nuklir Terakhir
1996
Setelah test pertama bom atomnya, China melakukan test Bom Hidrogen pada tahun 1967. China sekarng memiliki sekitar 180 Bom Nuklir aktif yang siap perang. China adalah satu - satunya negara pemilik senjata nuklir yang memberikan asuransi kepada negara - negara yang tidak memiliki senjata nuklir : "China tidak akan menggunakan senjata nuklir untuk melawan negara yang tidak memiliki senjata nuklir dan atau tidak akan meledakan bom nuklir di zona yang bebas senjata nuklir kapan pun dalam kondisi apa pun."
6. INDIA
Test Pertama
1974
Ukuran Persediaan Nuklir
40-95
Test Nuklir Terakhir
1998
India memiliki senjata nulir dan juga mampu mengirimnya melalui pesawat udara dan kapal laut. Pasukan bersenjata nuklir ini tengah dikembangkan. Test bom nuklir pertama India menariknya dinamakan "Smilling Biddha" atau "Senyum Buddha" yang diharapkan menjadi ledakan nuklir yang damai.?. Namun setelah peledakan pada tahun 1998, India mengalami gelombang sangsi ekonomi dari Amerika, Jepang, dan negara - negara lainnya. Namun sekarang India malah mendapatkan persetujuan Pakta Nuklir India dari Amerika Serikat, yang memungkinkan India memperoleh akses lebih terhadap teknologi atom milik negara barat.
7. PAKISTAN
Test Pertama
28 Mei 1998
Ukuran Persediaan Nuklir
70-90
Test Nuklir Terakhir
30 Mei 1998
Setelah India melakukan test bom nuklir awal tahun 1998, Pakistan pun mulai melakukan respon terhadap "Smilling Buddha " itu. Perdana Menteri Pakistan Zulfiqar Ali Bhutto berkata setelah test,"Jika India membuat sebuah bom, kita akan makan rumput dan daun selama rubuan tahun, ..., tetapi kita akan memilikinya(bom) juga. Kaum kristen memiliki bom, yahudi memiliki bom, dan sekarang kaum kristen juga mempunyai bom. Kenapa tidak umat Muslim memilikinya juga?"
Orogram Nuklir Pakistan dimulai sejak tahun 1956, namun, program tersebut terhenti ketika Presiden Ayub Khan memaksakan hukum darurat perang yang pertama , ketika para teknisi nuklir meyakinkan presiden untuk memberikan ijin untuk melanjutkan program ini, presiden Ayub Khan menolaknya. Presiden Ayub Khan mengatakan bahwa Pakistan tidak memerlukan bom.
8. KOREA UTARA
Test Pertama
2006
Ukuran Persediaan Nuklir
kurang dari 10
Test Nuklir Terakhir
2009
Sebagai sebuah negara yang memiliki gudang senjata kimia yang besar, korea utara merupakan negara pemilik nuklir yang "penuh". Sekarang Korea Utara memiliki dua reaktor nuklir yang aktif. Dan pada tahun 2006 ,tepatnya tanggal 9 OktoberKorea Utara melakukan test nuklir pertamanya.
Gambar di atas merupakan aktifitas seismic pada saat test. Untuk detail nya klik DISINI.
9. ISRAEL
Test Pertama
Dimungkinkan tahun 1979
Ukuran Persediaan Nuklir
Lebih dari 400
Test Nuklir Terakhir
Dimungkinkan tahun 1979
Israel bukan hanya diyakini mempunyai senjata nuklir siap tempur saja, namun juga mampu menembakannya menggunakan misil balistic antar benua, pesawat tempur, dan angkatan laut. Israel memulai penelitian Nuklirnya segera setelah ditemukannya nuklir. Israel membangun reaktor pertamnya pada tahun 1950, dan membuat senjata nuklir pertamanya pada tahun 60 an, namun sekarang perlakuan terhadapnya seperti bukan sebagai negara nuklir. Namun,malah negara - negara eropa termasuk Inggris dan Perancis membantu Israel dalam usahanya untuk mengembangkan nuklir.
Israel juga diyakini telah menciptakan bom nuklir mini yang cukup kecil untuk dimasukan kedalam kanctong. Bahkan, lebih dari itu, Israel juga dilaporkan memiliki Bom neutron yang jumlahnya tidak diketahui!!
Sekarang pertanyaannya, apakah Indonesia mempunyai reaktor nuklir juga? Jawabannya, IYA. Namun hanya berupa reaktor mini yang tidak berbahaya. Untuk lebih jelasnya klik DiSINI